Kamis, 31 Juli 2014

Rumahmu




Siang ini matahari tepat berada diatas kepalaku
Suara adzan terdengar memanggilku
Ku segera berjalan menuju rumahmu
Disekitar ku melihat nenek duduk didepan rumahnya
Kumenganggukan kepalaku dan tersenyum kepadanya
Nenek itu membalas isyarat salamku dengan senyumnya
Dari kejauhan kulihat seorang pemuda mengayuh sepedanya
Pemuda itu berpeci, mengenakan baju kokoh dan sarung
Ia hendak menuju rumahmu yang ada diujung kampung

Sesampainya di rumahmu
Kumelihat pemuda tadi berusaha memakirkan sepedanya
Sepeda tua tanpa jagang itu terlihat menyulitkannya
Acap kali terlihat ia berusaha membetulkan posisi sepedanya
Sementara didalam sana terdapat para sesepuh
Dibalik pintu kayu rumahmu yang terlihat rapuh,
Kulihat seorang diantaranya tengah menaruh peci
Dan seorang anak kecil menuju tempat wudlu dengan berlari

Kini kurasakan suasana yang sangat berbeda
Antara kota tempat tinggalku dan desa dimana ku tengah berada
Di kota memang ramai namun semua seolah hampa
Sedangkan disini, bagiku semua terasa istimewa
Seusai berkunjung ke rumahmu, aku merasa heran
Hambamu, mereka tersenyum dan mengajak ku bersalaman
Senyum dan jabat tangan itu membuatku terharu
Rasa yang jarang dirasakan oleh seorang mualaf sepertiku



Tidak ada komentar:

Posting Komentar